PERTEMUAN KE : 10
POKOK BAHASAN : Korelasi Parsial
Korelasi Parsial
Korelasi parsial digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud
mengetahui pengaruh atau mengetahui hubungan antara variabel independen dan
dependen, dimana salah satu variabel Independennya dibuat tetap/dikendalikan. Jadi
korelasi parsial merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan
antara dua variabel setelah satu variabel yang diduga dapat mempengaruhi hubungan
variabel tersebut dikendalikan untuk dibuat tetap keberadaannya.
Contoh 1 :
1. Korelasi antara ukuran telapak tangan dengan kemampuan bicara r12 = 0,50.
Makin besar telapak tangan makin mampu bicara (bayi telapak tangannya kecil
sehingga belum mampu bicara). Padahal ukuran telapak tangan akan semakin
besar bila umur bertambah;
2. Korelasi antara besar telapak tangan dengan umur r1.3 = 0,7;
3. Korelasi antara kemampuan bicara dengan umur2.3 = 0,70.
Telapak tangan variabel 1; kemampuan bicara variabel 2 dan umur variabel 3,
selanjutnya dapat disusun ke dalam paradigma berikut.
Dari data-data tersebut bila umur dikendalikan, maksudnya adalah untuk
orang yang umurnya sama, maka korelasi antara besar telapak tangan dengan
kemampuan bicara hanya 0,0196.
Rumus Korelasi Parsial, maka rumus nya adalah seperti Gambar 7.4 berikut.
Gambar 7.4
Dapat dibaca : korelasi antara X1 dengan Y, bila variabel X2 dikendalikan
atau Korelasi antara X1 dan Y bila X2 tetap.
Untuk memudahkan membuat rumus baru, bila variabel kontrolnya dirubah
rubah, maka dapat dipandu dengan gambar 7.5 dan 7.6 berikut.
Bila X1 yang dikendalikan, maka rumusnya adalah seperti Gambar 7.7
Gambar 7.7
Uji koefisien korelasi parsial dapat dihitung dengan rumus Gambar 7.8
Gambar 7.8
t tabel dicari dengan dk = n -1
Contoh 2 :
1. Korelasi antara IQ dengan Nilai Kuliah = 0,58;
2. Korelasi antara Nilai Kuliah dengan Waktu Belajar = 0,10;
3. Korelasi antara IQ dengan Waktu Belajar = -0,40.
Untuk orang yang waktu belajarnya sama (diparsialkan) berapa korelasi
antara IQ dengan nilai Kuliah. Dengan rumus 7.6 dapat dihitung.
Sebelum waktu belajar digunakan sebagai variabel kontrol, korelasi antara
IQ dengan nilai Kuliah = 0,58. Setelah waktu belajarnya dibuat sama (dikontrol)
untuk seluruh sampel, maka korelasinya = 0,68. Jadi setiap subyek dalam sampel bila
waktu belajarnya sama, maka hubungan antara IQ dengan nilai kuliah menjadi lebih
kuat. Hal ini berarti bila orang yang IQ-nya tinggi dan waktu belajarnya sama dengan
yang IQ-nya rendah maka nilai kuliahnya akan jauh lebih tinggi.
Apakah koefisien korelasi parsial yang ditemukan itu signifikan atau tidak,
maka perlu diuji dengan rumus 7.8. Bila jumlah sampel 25.
Mokhamad Yusron Rafi
(181011402406)




Tidak ada komentar:
Posting Komentar